Sinclair Lewis’s Babbitt : A Portrait of Social Problem in America of the 1920’s
Imam Basuki
Fakultas Sastra Universitas Jember
Imabas 88@gmail.com
Abstrak
Artikel ini membahas kesaksian Sinclair Lewis tentang masalah sosial di Amerika di era 1920-an, sebagai suatu dasa warsa paling suram” dalam sejarah Amerika, yakni mengenai dampak negatip dari sukses industrialisasi di Amerika atau sukses bangsa Amerika di bidang materi. Kehidupan George F. Babbitt yang dramatis dalam novel Babbitt diambil sebagai pokok bahasan. Dengan menggunakan pendekatan interdispliner, kajian ini membahas novel Babbitt untuk menjelaskan masalah sosial di Amerika pada dasa warsa 1920-an beserta budaya bisnisnya. Babbitt, tokoh utama dalam novel ini, hanyalah seorang bisnis kelas menengah, yakni sebagai seorang pialang pada real estate yang menaruh perhatian utama lebih kepada keuntungan daripada kualitas bangunan, sedang motivasi utama dalam hidupnya adalah mencari uang, kekuasan dan status. Setelah bekerja keras ia menjadi kaya raya, namun ironisnya keberhasilan tersebut telah menjadikan Babbitt dan keluarganya terlempar dalam kehidupan yang tragis. Dia menjadi terbiasa berselingkuh dengan wanita lain, sementara anak-anaknya, Ted dan Verona, terseret dalam kehidupan berfoya-foya dengan para gadis modern. Kesuksesan telah mengubah gaya hidupnya, dia terperangkap dalam kehidupan yang materialistis, kansumtif dan hedonistis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uang bukanlah satu-satunya hal yang bisa menjadikan orang bahagia.
Kata-kata kunci:
the 1920’s era, industrialization, materialism, moral decadence, disillusionment.